Pasokan Rusia Pulih, WTI Goyah di Bawah US$ 60

Daftar isi Artikel

1. Tekanan Baru di Pasar Minyak Dunia

1.1. Harga WTI Melemah di Tengah Pemulihan Ekspor Rusia
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kembali melemah dan diperdagangkan mendekati level psikologis US$ 59,50 per barel setelah pelabuhan ekspor utama Rusia di Laut Hitam (Novorossiysk) kembali beroperasi normal.
Pemulihan ini mengembalikan pasokan ekspor minyak Rusia yang sebelumnya terhenti akibat serangan drone, sehingga menambah tekanan di pasar yang sudah kelebihan pasokan.

Analisis Singkat:
Kembalinya pasokan dari Rusia menjadi sinyal bearish tambahan, terutama di tengah kondisi stok AS yang terus naik dan permintaan global yang belum pulih signifikan. Ketika supply meningkat sementara demand stagnan, harga sulit mempertahankan kenaikan.

1.2. Penguatan Dolar AS dan Sentimen Global

Dolar AS yang terus menguat turut memperberat tekanan bagi harga minyak. Penguatan indeks dolar membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi negara dengan mata uang lain.
Ditambah lagi, data persediaan minyak AS pekan lalu mencatat kenaikan lebih dari 6 juta barel, memperkuat narasi oversupply.

Dampaknya Bagi Trader:

Korelasi antara DXY, yield US Treasury, dan harga WTI semakin sensitif — penting untuk dipantau trader intraday dan swing.

Peluang volatilitas meningkat ketika harga bergerak di dekat area psikologis US$ 60.

2. Kebijakan OPEC+ dan Prospek Produksi

2.1. Rencana Penundaan Kenaikan Produksi

Implikasi Pasar:
Jika pasokan tidak dipangkas lebih agresif dan stok AS terus bertambah, harga WTI berpeluang menembus US$ 59,00 dalam waktu dekat.

Sumber internal OPEC+ mengindikasikan bahwa rencana peningkatan produksi kemungkinan ditunda hingga 2026 demi stabilisasi harga.
Namun, pasar memandang langkah ini masih belum cukup, karena penurunan permintaan global — terutama dari Eropa dan Tiongkok — lebih besar dari upaya penyeimbangan pasokan.

3. Pandangan Fundamental & Teknikal

3.1. Analisis Fundamental

Tiga katalis utama penurunan harga minggu ini:

  • Stok minyak AS meningkat tajam
  • Ekspor minyak Rusia kembali berjalan
  • Penguatan dolar AS dan sentimen risk-off global

Laporan proyeksi energi menunjukkan kemungkinan surplus hingga 2026 jika konsumsi global tidak naik signifikan.

3.2. Analisis Teknikal

Secara teknikal, WTI berada dalam tren bearish jangka menengah:

  • Support terdekat: US$ 59,80 – US$ 59,00
  • Resistance terdekat: US$ 61,00 – US$ 62,00
  • RSI berada di bawah 40 → tekanan jual masih dominan

Trader perlu mewaspadai potensi rebound teknikal, namun tren utama tetap turun selama harga gagal bertahan di atas US$ 60.

4. Dampak bagi Pasar Domestik dan Trader Indonesia

4.1. Pengaruh terhadap Harga BBM & Energi Lokal

Jika WTI terus turun, maka harga acuan minyak mentah Indonesia (ICP) berpotensi ikut melemah.
Dampak positifnya: tekanan inflasi BBM dapat mereda.
Dampak negatifnya: margin pelaku industri migas dan energi bisa menurun.

4.2. Strategi bagi Trader Lokal

  • Fokus peluang short-term sell jika harga tetap di bawah US$ 60
  • Hindari overtrading menjelang rilis data stok mingguan EIA
  • Pantau pergerakan DXY, komentar OPEC+, dan proyeksi produksi AS

5. Outlook Pasar Minyak (Akhir 2025 – Awal 2026)

Selama tekanan pasokan dan lemahnya permintaan berlanjut, harga diperkirakan bergerak dalam rentang konsolidasi US$ 58 – US$ 65.
Surplus pasokan global kemungkinan bertahan hingga paruh pertama 2026 kecuali terjadi kejutan fundamental besar.

6. Pemangkasan Produksi Lebih Agresif dari OPEC+

Jika OPEC+ memutuskan pemangkasan produksi lebih besar dari ekspektasi (misalnya 2 juta barel/hari), maka pasar dapat bereaksi dengan kenaikan harga WTI dan Brent hingga 3–5% dalam satu hari.
Namun sejauh ini belum ada sinyal aksi agresif dari OPEC+.

7. Lonjakan Permintaan Akibat Stimulus Ekonomi di Tiongkok

Kebijakan stimulus besar dari Beijing berpotensi meningkatkan konsumsi minyak dan mendorong harga global naik kembali.
Namun saat ini, pemulihan industri dan permintaan energi Tiongkok masih lambat.

8. Ketegangan Geopolitik dan Risiko Pasokan

Serangan pada infrastruktur energi Rusia sempat mengganggu pasokan, namun pemulihan cepat membuat efek kenaikan harga menjadi singkat.
Meski begitu, risiko geopolitik tetap menjadi variabel penting yang dapat memicu lonjakan harga sewaktu-waktu.

Kesimpulan: Pasar Minyak Masih Rentan Tekanan

Harga WTI yang bertahan di bawah US$ 60 menunjukkan pasar masih mendominasi oleh sentimen bearish — dipicu oversupply, penguatan dolar, dan lemahnya permintaan.
Trader disarankan untuk disiplin, mengelola risiko secara ketat, serta tidak reaktif sebelum ada konfirmasi fundamental kuat.

Pasar minyak sedang menguji kesabaran investor, dan hanya mereka yang sabar & disiplin yang mampu bertahan dalam fase volatilitas tinggi seperti sekarang.

Bagikan artikel ini:

Komentar:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *