Harga minyak, terutama Brent crude, saat ini berada di kisaran $67–$68 per barel per 8 Juli 2025. Setelah keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi, pasar langsung merespons dengan penurunan harga, mencerminkan kekhawatiran akan potensi oversupply. Meski demikian, faktor lain seperti permintaan global, ketegangan geopolitik, dan laporan mingguan dari U.S. Energy Information Administration (EIA) pada 9 Juli 2025 akan menjadi elemen kunci dalam menentukan arah harga selanjutnya.
Melalui artikel ini, kita akan mengulas secara komprehensif faktor-faktor utama yang memengaruhi pasar minyak dan memberikan perkiraan harga untuk satu minggu ke depan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Minyak
Harga minyak dunia dipengaruhi oleh tiga faktor utama: pasokan, permintaan, dan situasi geopolitik. Mari kita bahas satu per satu dengan lebih terperinci.
1. Pasokan: Produksi Meningkat, Tekanan Bertambah
OPEC+, pada 5 Juli 2025, menyetujui peningkatan produksi sebesar 548.000 barel per hari mulai Agustus. Langkah ini lebih besar dari perkiraan pasar dan langsung menekan harga Brent sekitar 1,6%, sementara WTI mendekati $66 per barel (BloombergTechnoz, 7 Juli 2025). Selain itu, Arab Saudi menaikkan harga minyak untuk pasar Asia, mengisyaratkan keyakinan mereka terhadap permintaan regional, namun tetap memperkuat tekanan pasokan secara global.
Data terbaru dari TradingEconomics.com menunjukkan bahwa pada 8 Juli 2025, harga minyak berada di $67,42 per barel — turun 0,73% dibanding hari sebelumnya.
2. Permintaan: Tertahan oleh Ketidakpastian Ekonomi
Faktor permintaan tetap menjadi perhatian utama. Kebijakan tarif perdagangan AS dan perlambatan ekonomi global, khususnya di Tiongkok, memberikan tekanan pada proyeksi konsumsi energi. Menurut J.P. Morgan Research (16 Mei 2025), pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini diperkirakan hanya 800.000 barel per hari — jauh di bawah ekspektasi sebelumnya. Penurunan proyeksi ini menandakan potensi melemahnya konsumsi minyak, terutama dari negara berkembang.
3. Geopolitik: Risiko Tetap Ada, Tapi Tidak Dominan
Meskipun terjadi gencatan senjata antara Israel dan Iran, ketegangan di Timur Tengah belum sepenuhnya mereda. Wilayah ini merupakan jalur utama distribusi minyak dunia. Namun, untuk saat ini, pasar lebih berfokus pada dinamika ekonomi dan data persediaan dibandingkan risiko geopolitik, sehingga sentimen tetap cenderung bearish.
Perkiraan Harga Minyak: Rentang $65–$70 dengan Bias Turun
Berdasarkan data dan tren terkini, harga Brent kemungkinan besar akan bergerak dalam rentang $65 hingga $70 per barel selama seminggu ke depan. Berikut ini beberapa referensi prediksi harga dari sumber tepercaya:
- J.P. Morgan Research memproyeksikan harga rata-rata Brent di $66 per barel sepanjang 2025, dengan tekanan kuat dari ketidakseimbangan pasokan dan permintaan.
- EIA juga memprediksi penurunan harga akibat peningkatan inventaris minyak global.
- OilPrice.com melaporkan bahwa sebagian besar analis memperkirakan harga akan tetap di bawah $70 untuk sisa tahun ini, dengan pasar saat ini dibayangi oleh kekhawatiran oversupply.
- 30Rates.com memberikan perkiraan harga harian, memperkirakan Brent akan turun dari $68,12 pada awal pekan menuju sekitar $63,43 pada pertengahan Juli.
Sementara itu, meskipun beberapa analis optimistis akan potensi rebound hingga $70–$75, skenario tersebut bergantung pada munculnya data yang lebih positif, khususnya dari sisi permintaan atau penurunan persediaan mingguan.
Agenda Ekonomi Mendatang yang Patut Diperhatikan
Beberapa peristiwa penting berpotensi mengubah arah pasar dalam waktu dekat, antara lain:
- Laporan EIA (9 Juli 2025): Data mingguan ini akan menjadi indikator utama untuk menilai tren persediaan minyak di AS. Jika persediaan meningkat, harga kemungkinan kembali tertekan. Sebaliknya, penurunan stok bisa memicu rebound.
- Rilis Data Ekonomi AS: Seperti GDP kuartalan atau laporan tenaga kerja. Data yang lebih lemah dari perkiraan akan memperkuat pandangan bearish.
- Geopolitik Mendadak: Walau belum ada agenda konflik yang jelas, perubahan mendadak di kawasan penting seperti Timur Tengah atau Laut Cina Selatan dapat memicu reaksi cepat di pasar.
Kesimpulan: Pasar Minyak Masih Dalam Tekanan
Dengan mempertimbangkan faktor pasokan yang meningkat, proyeksi permintaan yang stagnan, dan minimnya sentimen positif dari sisi geopolitik, pasar minyak kemungkinan besar akan tetap dalam tekanan seminggu ke depan. Harga diperkirakan akan bergerak sideways atau menurun dalam rentang $65–$70 per barel.
Meski begitu, investor dan pelaku pasar sebaiknya tetap waspada terhadap potensi kejutan, terutama dari laporan EIA dan data ekonomi global. Fleksibilitas strategi dan pembaruan analisis menjadi kunci untuk merespons dinamika pasar yang sangat cepat berubah.
Disclaimer: Artikel ini disusun berdasarkan informasi dan data yang tersedia hingga 8 Juli 2025. Semua perkiraan harga bersifat spekulatif dan tidak menjadi jaminan hasil di masa depan. Pastikan Anda selalu melakukan riset tambahan dan konsultasi sebelum mengambil keputusan investasi.