Harga minyak mentah global kembali tergelincir pada Selasa (1 Oktober 2025). Tekanan ini muncul setelah OPEC+ memberi sinyal kemungkinan penambahan produksi di kuartal keempat. Dengan adanya rencana tersebut, kekhawatiran pasar terhadap surplus pasokan semakin meningkat. Pada saat yang sama, pemulihan permintaan global masih belum cukup kuat untuk menyerap tambahan suplai.
Faktor Fundamental yang Mendorong Pergerakan Harga
Pertama, rencana produksi OPEC+ menjadi fokus utama. Ketika pasar mendengar kemungkinan peningkatan produksi, sentimen bearish langsung menguat karena investor khawatir keseimbangan pasokan dan permintaan akan kembali terganggu.
Selain itu, prospek permintaan global juga menjadi sorotan. Data ekonomi terbaru dari China menunjukkan pemulihan yang tidak merata. Sementara itu, konsumsi energi di Eropa cenderung stagnan. Dengan demikian, potensi tambahan suplai sulit terserap optimal.
Lebih jauh lagi, kebijakan moneter Amerika Serikat juga memberikan tekanan tambahan. The Fed yang tetap hawkish menimbulkan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Akibatnya, prospek permintaan minyak mentah dalam jangka menengah semakin rapuh.
Sentimen Pasar yang Berkembang
Seiring berkembangnya berita mengenai rencana OPEC+, tekanan jual semakin terasa. Investor menilai risiko oversupply cukup tinggi, apalagi laporan terakhir menunjukkan stok minyak mentah di Amerika Serikat meningkat dalam beberapa minggu berturut-turut. Oleh karena itu, pasar semakin berhati-hati dan cenderung defensif.
Implikasi Fundamental bagi Harga Minyak
Dengan mempertimbangkan faktor di atas, terdapat tiga kemungkinan arah:
- Bearish: Jika OPEC+ benar-benar meningkatkan produksi, surplus pasokan bisa membesar sehingga harga minyak berpotensi melemah.
- Netral: Jika rencana hanya sebatas wacana tanpa implementasi cepat, harga minyak kemungkinan bergerak dalam kisaran terbatas sambil menunggu data baru.
- Bullish: Jika terjadi gangguan geopolitik, khususnya di kawasan Timur Tengah, harga minyak tetap bisa mendapat dukungan meski surplus pasokan mengancam.
Strategi Trading yang Bisa Dipertimbangkan
Agar lebih terarah, trader dapat memanfaatkan momentum ini dengan strategi berikut:
- Trader jangka pendek bisa melakukan strategi sell on rally, dengan area target support di kisaran $76–$77 untuk WTI.
- Trader jangka menengah sebaiknya menunggu hasil resmi pertemuan OPEC+ dan laporan stok EIA sebagai konfirmasi sebelum membuka posisi besar.
- Level resistance kunci berada di area $81. Jika level ini ditembus, arah harga jangka pendek bisa berubah signifikan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, harga minyak saat ini tertekan karena kombinasi faktor: rencana OPEC+, lemahnya permintaan global, dan sikap hawkish The Fed. Transisi pasar dari kondisi seimbang menuju potensi oversupply perlu dicermati dengan hati-hati oleh para trader.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informatif dan edukatif. Tidak ada bagian dari tulisan ini yang dapat dianggap sebagai rekomendasi langsung untuk membeli atau menjual instrumen keuangan. Setiap keputusan trading sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing trader.