Konflik Iran-Israel Picu Lonjakan Harga Minyak

Harga minyak dunia kembali menjadi sorotan. Pada 13 Juni 2025, harga minyak Brent melonjak lebih dari 8%. Pemicunya? Ketegangan geopolitik yang semakin panas antara Iran dan Israel. Serangan rudal dan udara membuat pasar global bereaksi cepat. Harga melonjak, pasokan terancam, dan kekhawatiran menyebar.

Konflik Iran-Israel: Apa yang Terjadi?

Ketegangan terbaru meningkat drastis setelah Iran secara aktif meluncurkan serangan rudal besar-besaran ke wilayah Israel. Akibat serangan ini, konflik pun langsung memanas, memicu respons cepat dari pasar energi dan kekhawatiran global terhadap stabilitas kawasan. Serangan ini memicu respons dari pasar energi. Sebagai jalur vital perdagangan minyak dunia, kawasan Timur Tengah langsung mendapat perhatian investor global.

Transisi cepat ini menyebabkan lonjakan harga minyak Brent yang signifikan. Dalam satu hari, Brent naik lebih dari 8%, bahkan sempat menyentuh 13% secara intraday. Fakta ini menunjukkan betapa besar pengaruh konflik geopolitik terhadap harga energi.

Dampak Langsung terhadap Produksi dan Pasokan Minyak

Selain memicu kenaikan harga, konflik ini juga berdampak langsung pada produksi minyak. Perusahaan energi asal Inggris, Energean, menghentikan kegiatan produksi lepas pantai di Israel. Energean menghentikan produksinya demi alasan keamanan, setelah serangan menghantam fasilitas vital di kawasan tersebut. Langkah ini memperkuat sinyal bahwa konflik geopolitik langsung berdampak pada operasi energi regional.

Lebih jauh lagi, kekhawatiran juga muncul terkait Selat Hormuz, jalur penting pengiriman minyak global. Negara-negara seperti Inggris dan Yunani telah memperingatkan perusahaan pelayaran untuk berhati-hati melewati kawasan tersebut. Bila gangguan terjadi, dampaknya bisa menyebar ke seluruh pasar energi dunia.

Data Harga dan Pergerakan Pasar

Menurut situs OilPrice dan TradingEconomics, harga minyak mengalami lonjakan besar pada 13 Juni 2025:

Kenapa Ini Penting bagi Pasar Minyak Global?

Setiap ketegangan di Timur Tengah langsung menciptakan efek domino. Wilayah ini menyumbang sekitar 30% dari pasokan minyak dunia. Ketika jalur seperti Selat Hormuz terancam, pasar global langsung terguncang.

Investor, trader, dan analis energi kini memantau dengan cermat perkembangan geopolitik. Ketidakpastian membuat harga sangat fluktuatif. Dalam kondisi seperti ini, permintaan terhadap minyak juga menjadi tidak stabil.

Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan ke depan?

Pelaku pasar dan pengambil keputusan perlu mencermati beberapa hal penting ke depan :

• Apakah konflik akan berlanjut? Jika ya, potensi gangguan pasokan makin besar.
• Bagaimana respons negara-negara besar? AS, Eropa, dan OPEC+ bisa ikut ambil tindakan.
• Lalu, ke mana arah harga minyak selanjutnya? Untuk saat ini, pergerakan harga masih sangat fluktuatif dan terus bereaksi terhadap setiap perkembangan berita geopolitik.

Kesimpulan

Harga minyak dunia mengalami lonjakan tajam akibat memanasnya konflik antara Iran dan Israel. Serangan rudal dan kekhawatiran akan gangguan di Selat Hormuz membuat pasar bereaksi cepat. Penghentian produksi oleh perusahaan seperti Energean di Israel memperparah kondisi pasokan global.

Dalam situasi seperti ini, pelaku pasar perlu terus memantau perkembangan berita dan mengambil keputusan berdasarkan data aktual serta risiko geopolitik yang berkembang.

Disclaimer: Artikel ini disusun semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi. Segala data, analisis, dan opini yang tercantum bukan merupakan nasihat investasi. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Situasi geopolitik sangat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu.

Update harga minyak terkini atau tips trading? Ikuti akun kami di X atau kunjungi PTNTC.COM atau Akademi Trading Oil untuk informasi terbaru!