Selama lebih dari satu dekade menjadi trader, saya telah menyadari bahwa asumsi, tanpa dukungan fakta, tidak boleh menjadi dasar pengambilan keputusan. Oleh karena itu, dunia trading menuntut kita untuk selalu berpegang pada fakta dan data. Namun demikian, banyak trader justru terjebak dalam fanatik buta terhadap guru trading, produk, maupun indikator, yang pada akhirnya berujung pada kerugian.
Guru Trading
Fanatik terhadap guru trading adalah fenomena umum. Banyak pemula memuja mentor yang terkenal di media sosial tanpa mengevaluasi metode mereka. Tanpa riset mendalam, kita tidak tahu apakah strategi mereka benar-benar efektif di berbagai kondisi pasar.
Produk dan Indikator
Banyak trader mendewakan produk seperti gold, meskipun sering merugi. Hal serupa terjadi dengan indikator yang dianggap “induk dari segala indikator” tanpa pengujian mendalam. Tanpa menguji indikator dalam berbagai kondisi pasar, hasilnya tidak dapat diandalkan.
Pentingnya Pengujian
Pengujian strategi tidak cukup hanya dengan backtest. Trader perlu menguji sistem dalam kondisi pasar normal, trending, dan ekstrem, setidaknya selama tiga tahun. Pengujian mendalam adalah kunci menghindari kerugian akibat fanatisme.
Post-Truth di Dunia Trading
Di era media sosial, orang lebih sering menerima narasi emosional daripada fakta. TikTok memperburuk situasi ini dengan menciptakan lingkungan penuh misinformasi. Flexing kesuksesan lebih menarik perhatian daripada diskusi berbasis data.
Jadilah Trader Cerdas
Jadilah trader yang cerdas dengan fokus pada fakta dan data. Hindari fanatik terhadap sosok, strategi, atau produk tertentu. Uji setiap langkah dengan riset mendalam dan jadikan pembelajaran sebagai prioritas utama.
Daftar Membership di : Akademi Trading Oil
Follow Tiktok ATO : akademitraderoil
Member Bronze : Daftar Member Bronze Rp.100.000