Geopolitik, Trump, dan OPEC+: Pengaruhnya pada Harga Minyak

Daftar isi Artikel

Harga Minyak Dunia Melonjak akibat Sanksi dan Kebijakan OPEC+

Harga minyak dunia terus meningkat selama dua pekan berturut-turut. Peningkatan ini terjadi karena Amerika Serikat mengeluarkan sanksi baru terhadap Iran serta OPEC+ berencana memangkas produksi. Pada Jumat, 21 Maret 2025, harga minyak mentah Brent naik 0,3% menjadi $72,21 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 0,4% menjadi $68,32 per barel. Dengan kenaikan sekitar 2% selama pekan ini, harga minyak mencatat lonjakan mingguan terbesar sejak awal 2025.

AS Menerapkan Sanksi Baru, Ekspor Minyak Iran Terancam

Pemerintah AS mengumumkan sanksi baru yang menargetkan entitas China yang terlibat dalam pasokan minyak Iran. Langkah ini bertujuan untuk menekan ekspor minyak Iran hingga nol. Analis memperkirakan kebijakan ini dapat memangkas ekspor Iran hingga 1 juta barel per hari. Selain itu, OPEC+ berencana untuk mengurangi produksi tujuh anggotanya sebanyak 189.000 hingga 435.000 barel per hari hingga Juni 2026. Namun, kekhawatiran tetap muncul terkait kepatuhan anggota OPEC+ terhadap kebijakan tersebut, mengingat beberapa negara memiliki rekam jejak melebihi kuota produksi.

Donald Trump Menekan Arab Saudi untuk Menurunkan Harga Minyak

Presiden AS, Donald Trump, semakin gencar menekan negara-negara penghasil minyak, terutama Arab Saudi, agar menurunkan harga minyak.Ia yakin bahwa dengan menurunkan harga minyak, ia dapat membuat Rusia kehilangan sumber pendapatan utamanya, yang selama ini mereka gunakan untuk membiayai perang di Ukraina. Para pakar industri menyatakan bahwa menurunkan harga minyak secara drastis merupakan tantangan besar. Dinamika pasar yang kompleks dan ketergantungan negara-negara produsen minyak terhadap pendapatan dari ekspor minyak mentah menyebabkan hal ini.

Produksi Minyak AS Meningkat, OPEC+ Menghadapi Tantangan Baru

Selain tekanan terhadap Arab Saudi, Trump juga mendorong peningkatan produksi minyak domestik AS. Langkah ini dapat menyebabkan kelebihan pasokan minyak di pasar global, yang pada akhirnya bisa menekan harga lebih jauh. OPEC+ kini menghadapi dilema dalam menjaga stabilitas harga minyak. Di satu sisi, mereka berusaha mengendalikan produksi, sementara di sisi lain, produksi minyak AS yang terus meningkat dapat mengganggu keseimbangan pasar.

Kesimpulan: Dinamika Geopolitik Memengaruhi Volatilitas Harga Minyak

Secara keseluruhan, berbagai faktor seperti kebijakan sanksi, strategi produksi OPEC+, dan tekanan dari pemerintahan AS terus memengaruhi volatilitas harga minyak dunia. Pelaku pasar dan konsumen harus tetap waspada terhadap perkembangan ini agar dapat mengantisipasi dampaknya terhadap ekonomi global dan harga energi di masa depan.

Disclaimer: Artikel ini menyajikan informasi terbaru dari sumber terpercaya. Namun, harga minyak dan kebijakan global dapat berubah sewaktu-waktu. Kami menyarankan pembaca untuk melakukan verifikasi tambahan sebelum membuat keputusan investasi atau bisnis terkait.

Daftar Membership di : Akademi Trading Oil
Follow Tiktok ATO : akademitraderoil

Bagikan artikel ini:

Komentar:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *