Harga Minyak Naik-Turun! Investor Waspada Dampak Konflik Iran & Langkah OPEC+

general-manager-ceo-sharing-insight-about-new-development

Daftar isi Artikel

1. Konflik Iran-Israel: Ancaman Baru bagi Jalur Pasokan Energi

Konflik antara Iran dan Israel meningkat tajam sejak serangan udara Israel ke fasilitas nuklir Natanz pada 13 Juni 2025. Iran merespons dengan serangan rudal ke wilayah Tel Aviv dan utara Israel. Ketegangan ini memicu kekhawatiran akan terganggunya jalur vital pasokan minyak dunia terutama Selat Hormuz, yang menyalurkan sekitar 25% perdagangan minyak global.

Pasar langsung merespons: harga minyak melonjak hingga 7% setelah serangan tersebut. Namun, sentimen mulai mereda setelah muncul sinyal de-eskalasi dari pihak Iran.

Jika konflik ini melibatkan kekuatan besar seperti AS yang sudah mulai menunjukkan ketertarikan melalui pernyataan mantan Presiden Trump maka volatilitas harga minyak dapat meningkat tajam.

2. Strategi Produksi OPEC+: Antara Stabilitas dan Risiko Oversupply

OPEC+ telah menyepakati peningkatan produksi sebesar 411.000 barel per hari sejak April hingga Juni 2025, sebagai bagian dari pelonggaran pemangkasan produksi sebelumnya. Tujuan utamanya adalah menjaga stabilitas pasar dan memulihkan pangsa pasar global.

Namun, peningkatan pasokan ini juga menyimpan risiko tersendiri. Jika permintaan global tidak mampu menyerap tambahan produksi, tekanan harga bisa meningkat. Laporan Short-Term Energy Outlook dari EIA bahkan memproyeksikan penurunan harga Brent hingga akhir tahun.

3. Laporan Stok Minyak: Sinyal Ketatnya Pasokan

Laporan mingguan dari American Petroleum Institute (API) untuk pekan yang berakhir pada 13 Juni 2025 menunjukkan penurunan stok sebesar 10,13 juta barel. Ini menandakan adanya pengetatan pasokan, yang berpotensi mendukung harga minyak dalam jangka pendek.

Namun, laporan resmi dari EIA untuk periode yang sama belum dirilis. Terakhir, data EIA untuk pekan sebelumnya (6 Juni 2025) menunjukkan kenaikan produksi AS sebesar 7.000 barel per hari. Perbedaan metode antara API dan EIA memang kerap terjadi, tetapi keduanya tetap menjadi acuan penting bagi para pelaku pasar.

4. Sentimen Politik: Trump dan Ketegangan Baru

Pernyataan keras dari tokoh politik dunia ikut memengaruhi dinamika harga minyak. Pada 17 Juni 2025, Trump menyatakan bahwa posisi Ayatollah Ali Khamenei telah diketahui dan mendesak penyerahan tanpa syarat dari Iran. Walau bukan pernyataan resmi pemerintah, komentar ini tetap berpengaruh terhadap persepsi pasar.

Di sisi lain, pemerintah Iran tetap menunjukkan sikap tegas, dengan ancaman penutupan Selat Hormuz sebagai bagian dari strategi diplomasi. Ketegangan semacam ini dapat meningkatkan spekulasi dan menambah volatilitas harga.

5. Kesimpulan: Waspadai Gejolak Pasar Minyak

Pasar minyak global sedang berada dalam fase yang sangat sensitif. Kombinasi antara konflik geopolitik, strategi produksi OPEC+, dinamika stok minyak, dan sentimen politik menjadikan harga minyak sangat fluktuatif.

Bagi pelaku pasar, investor, maupun analis energi, penting untuk terus memantau perkembangan ini secara real-time. Data resmi, pernyataan politik, dan tindakan militer bisa mengubah arah harga dalam hitungan jam.

Disclaimer : Artikel ini disusun untuk tujuan informasi dan edukasi. Konten tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi investasi atau nasihat keuangan. Selalu lakukan riset pribadi sebelum mengambil keputusan finansial.

Update harga minyak terkini atau tips trading? Ikuti akun kami di X atau kunjungi PTNTC.COM atau Akademi Trading Oil untuk informasi terbaru!

Bagikan artikel ini:

Komentar:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *