Banyak trader hancur bukan karena mereka tidak paham resiko. Ironisnya, justru mereka sangat sadar akan resiko. Namun, pemahaman itu tidak cukup untuk menghentikan kerugian beruntun yang mereka alami. Yang jarang dibahas adalah efek psikologis setelah mengalami kerugian: rasa candu, keinginan “membalas” kerugian, dan keyakinan bahwa keadaan bisa diperbaiki dengan trading lebih banyak.
Masalah utama bukan sekadar memahami resiko, tetapi bagaimana menghadapi efek setelah resiko terjadi.
Efek Candu dan Siklus Depo-MC
Setelah kerugian, banyak trader tidak berhenti. Mereka malah terus melakukan top up, meski berkali-kali terkena margin call (MC). Siklus ini terus berulang, dikenal sebagai “depo-MC, depo-MC,” sampai akhirnya semua aset habis.
Kenapa bisa begitu? Karena trader tidak memiliki parameter kapan harus berhenti. Tidak ada panduan jelas kapan mereka harus mengevaluasi diri dan menyadari bahwa mungkin trading bukan jalan hidup yang cocok. Banyak yang baru sadar setelah terlambat—saat semua sudah hilang, termasuk keluarga, aset, dan kesehatan mental.
Belajar dengan Kurikulum dan Pengujian Berkala
Memahami resiko saja tidak cukup. Trading membutuhkan edukasi yang jelas dan terstruktur. Belajar asal ikut-ikutan mentor yang hanya fokus pada deposit awal tanpa pembelajaran berbasis kompetensi adalah langkah menuju kegagalan.
Penting untuk memulai dengan akun kecil dan menguji kemampuan secara berkala. Jika berhasil di akun kecil, barulah melangkah ke tahap berikutnya. Jika tidak, jangan pernah tergoda untuk menambah modal besar. Semakin besar modal, semakin besar pula kerugian yang bisa terjadi.
Parameter Kapan Harus Berhenti
Dalam bisnis konvensional seperti kuliner, ada tolak ukur kapan harus berhenti atau melakukan inovasi. Namun, dalam trading, tolak ukur ini sering tidak ada. Trader harus memiliki alat evaluasi diri, yang hanya bisa didapatkan dari kurikulum dan metode belajar yang terstruktur.
Tidak semua orang cocok menjadi trader. Tanpa evaluasi dan pengujian skill, Anda tidak akan pernah tahu apakah trading adalah jalan yang tepat.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Resiko
Resiko dalam trading adalah hal yang pasti. Namun, memahami resiko saja tidak cukup. Anda harus paham bagaimana menghadapi efek dari resiko tersebut dan memiliki parameter yang jelas untuk menentukan kapan harus berhenti.
Jangan terjebak dalam siklus depo-MC. Belajarlah dengan cara yang benar, lakukan evaluasi berkala, dan pastikan Anda tahu kapan harus berhenti sebelum semuanya terlambat.