Inti-Inti Utama:
- Harga minyak dunia pada awal Juni 2025 menunjukkan volatilitas tinggi. Brent tercatat di $65,16 dan WTI di $63,18 per barel per 6 Juni 2025.
- OPEC+ berencana menaikkan produksi 411.000 barel per hari, tetapi dibayangi kendala kapasitas dan overproduksi.
- Permintaan global diperkirakan melambat, sementara pasokan justru meningkat — memicu risiko ketidakseimbangan pasar.
- Proyeksi harga minyak menunjukkan potensi penurunan ke $61,31 per barel di akhir kuartal, dan $62,88 dalam 12 bulan ke depan.
Harga Minyak Terkini (per 6 Juni 2025)
Menurut data dari TradingEconomics:
Jenis Minyak | Harga | Perubahan Harian | Perubahan Bulanan | Perubahan Tahunan |
---|---|---|---|---|
Brent Crude | $65,16 | -0,28% | -6,61% | -18,16% |
WTI Crude | $63,18 | -0,31% | -8,79% | -16,36% |
Penurunan ini menunjukkan tekanan pasar yang terjadi secara konsisten dalam jangka pendek hingga tahunan, mencerminkan sentimen negatif akibat faktor geopolitik dan ketidakseimbangan pasar.
Faktor-Faktor Pendorong Pasar
1. Ketegangan Perdagangan AS–China
- Panggilan telepon antara Presiden Trump dan Presiden Xi awal Juni 2025 sempat memunculkan harapan meredanya tensi perdagangan.
- Namun, China masih menahan pembelian minyak dari AS untuk bulan kedua berturut-turut, memperlihatkan dampak nyata dari ketegangan dagang terhadap arus perdagangan minyak global.
2. Gangguan Pasokan Global
- Kebakaran hutan di Kanada berdampak pada produksi sebesar 350.000 barel per hari, menciptakan ketidakpastian suplai.
- Inventaris minyak mentah AS turun 4,3 juta barel pekan lalu, mempersempit ruang suplai jangka pendek dan mendukung harga untuk sementara.
- Pemeliharaan ladang minyak di Kazakhstan dan Norwegia turut menambah tekanan pasokan regional.
3. Kebijakan Produksi OPEC+
- Menurut laporan IEA Mei 2025, OPEC+ memajukan rencana peningkatan produksi menjadi Juni 2025 (dari semula Oktober), sebesar 411.000 barel per hari.
- Namun, realisasi peningkatan produksi diperkirakan hanya sekitar 310.000 barel per hari, karena overproduksi oleh negara-negara seperti Kazakhstan dan keterbatasan kapasitas produksi anggota lainnya.
- Saudi Aramco juga memangkas harga ekspor minyak ke Asia, mengindikasikan tekanan permintaan di kawasan tersebut.
Dinamika Permintaan dan Pasokan Global
Permintaan:
- Pertumbuhan permintaan global melambat drastis, dari 990.000 barel per hari pada Q1 2025 menjadi hanya 650.000 barel per hari untuk sisa tahun ini.
- Penurunan ini terutama disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya penetrasi kendaraan listrik (EV).
- OECD bahkan diperkirakan mengalami penurunan permintaan sebesar 120.000 barel per hari tahun ini, dan 240.000 barel per hari pada 2026.
Pasokan:
- Pasokan minyak global diproyeksikan naik 1,6 juta barel per hari tahun ini, mencapai 104,6 juta barel per hari.
- Non-OPEC+ menyumbang sebagian besar kenaikan pasokan, sekitar 1,3 juta barel per hari, meskipun produksi minyak serpih AS (LTO) dilaporkan mulai menurun.
- Berikut data produksi utama per April 2025:
- Arab Saudi: 9,01 juta barel/hari
- Amerika Serikat: 13,49 juta barel/hari (per Maret 2025)
- Rusia: 9,80 juta barel/hari (per Januari 2025)
Proyeksi Harga Minyak
- Berdasarkan data TradingEconomics, harga minyak diproyeksikan turun ke $61,31 per barel pada akhir kuartal ini.
- Untuk 12 bulan ke depan (hingga Juni 2026), harga diperkirakan hanya sedikit membaik menjadi $62,88 per barel.
- J.P. Morgan Research memproyeksikan harga Brent di kisaran $66 per barel untuk 2025 dan turun ke $58 per barel pada 2026.
- Analisis teknikal dari DailyForex menempatkan harga dalam pola sideway, dengan resistensi di $65 dan support kuat di $55 — mencerminkan potensi volatilitas lanjutan.
Kesimpulan: Apa Artinya untuk Pasar?
Pasar minyak pada Juni 2025 menghadapi tantangan kompleks yang bersumber dari kombinasi ketegangan geopolitik, gangguan pasokan, serta ketidakseimbangan antara permintaan dan produksi global.
Harga minyak saat ini masih berada dalam zona relatif stabil, tetapi tren penurunan tahunan yang tajam menandakan tekanan struktural yang belum terpecahkan. Pelaku pasar dan trader disarankan untuk:
- Memantau ketat perkembangan geopolitik, khususnya dinamika AS–China.
- Mengikuti pernyataan resmi dan kebijakan dari OPEC+ serta produsen besar lainnya.
- Memperhatikan data permintaan global, khususnya dari sektor transportasi dan industri.