Kondisi Ekonomi Global Saat Ini
Ekonomi global pada 2025 akan tetap kokoh, karena pertumbuhan diperkirakan mencapai 2,7-3,3%, berdasarkan Global Economic Prospects – January 2025 Bank Dunia dan World Economic Outlook Update, January 2025 IMF. Sementara itu, Asia tumbuh lebih cepat hingga 4,5-4,8%. Meskipun ada tantangan, stabilitas tetap terjaga tanpa tanda krisis besar.
Selain itu, berbagai faktor mendukung proyeksi ini, meskipun tantangan global tetap ada. Meskipun ada tantangan seperti inflasi dan ketegangan geopolitik, tidak ada tanda-tanda krisis finansial besar seperti yang terjadi pada 1997.
Di Asia, pertumbuhan akan melonjak lebih kuat, karena ADB memperkirakan angka 4,8% untuk Asia berkembang pada 2025, seperti tercantum dalam Asian Development Outlook December 2024. Permintaan domestik dan pemulihan di China serta India mendorong laju pertumbuhan ini. Oleh karena itu, wilayah ini memperlihatkan stabilitas yang lebih baik ketimbang kondisi global.
Apa Itu “Krismon” dan Apakah Mungkin Terjadi Lagi?
“Krismon” adalah singkatan dari “krisis moneter,” yang merujuk pada krisis finansial Asia 1997. Krisis ini dimulai di Thailand dan kemudian menyebar ke negara-negara seperti Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand. Krisis ini menyebabkan runtuhnya nilai mata uang, harga saham, dan aset, dengan dampak parah di Indonesia, termasuk krisis sosial dan politik yang berujung pada jatuhnya pemerintahan Orde Baru pada 1998 Krisis finansial Asia 1997 – Wikipedia.
Berdasarkan analisis terkini, tidak ada indikasi bahwa krisis serupa akan terjadi pada 2025. Sistem keuangan saat ini lebih kuat, dengan cadangan devisa yang lebih besar dan pengawasan yang lebih ketat, mengurangi risiko seperti yang terlihat pada 1997. Meskipun ada risiko seperti perang dagang atau ketegangan geopolitik, laporan dari IMF dan ADB tidak menunjukkan ancaman krisis moneter besar.
Kondisi Ekonomi Global pada 2025
Ekonomi global pada 2025 akan tetap bertahan tangguh, meskipun pertumbuhannya berjalan moderat. Berdasarkan laporan Global Economic Prospects – January 2025 dari Bank Dunia, pertumbuhan global akan mencapai 2,7% untuk periode 2025-2026. Laporan ini menyoroti performa regional yang bervariasi, dengan rincian sebagai berikut:
Region | Perkiraan Pertumbuhan 2025 | Catatan |
---|---|---|
East Asia and Pacific | 4.6% | Perlambatan di China (4.5% pada 2025). |
Europe and Central Asia | 2.5% | Perlambatan aktivitas di Rusia dan Türkiye. |
Latin America and the Caribbean | 2.5% | Didorong oleh pemulihan Argentina. |
Middle East and North Africa | 3.4% | Naik dari 1.8% pada 2024, terpengaruh oleh pemotongan produksi minyak. |
South Asia | 6.2% | Didorong oleh aktivitas tangguh di India. |
Sub-Saharan Africa | 4.2% | Didorong oleh negara-negara eksportir komoditas industri. |
Sementara itu, IMF dalam World Economic Outlook Update, January 2025 memproyeksikan pertumbuhan global sebesar 3.3%, dengan revisi naik di Amerika Serikat yang mengimbangi penurunan di wilayah lain. Perbedaan ini menunjukkan sedikit variasi dalam proyeksi, tetapi secara umum, ekonomi global tampak stabil, meskipun di bawah rata-rata pra-pandemi.
Prospek Ekonomi Asia pada 2025
Asia, terutama Asia berkembang, akan tumbuh lebih cepat daripada rata-rata global. Berdasarkan Asian Development Outlook December 2024 dari ADB, pertumbuhan di Asia berkembang akan mencapai 4,8% pada 2025. Laporan ini menegaskan performa kuat di berbagai subregional, dengan rincian yang menonjol sebagai berikut:
Region | Perkiraan Pertumbuhan 2025 |
---|---|
Developing Asia | 4.8% |
Caucasus and Central Asia | 5.3% |
East Asia | 4.2% |
South Asia | 6.3% |
The Pacific | 4.1% |
Permintaan domestik yang kuat, pemulihan ekspor, dan stimulus kebijakan di negara-negara seperti China dan India mendukung pertumbuhan ini. Misalnya, India akan mencapai pertumbuhan 7,2% pada tahun fiskal 2025, sedangkan China tetap menunjukkan angka signifikan di 4,5% meski menghadapi perlambatan.
Laporan ini juga menyoroti risiko seperti perlambatan pertumbuhan China, utang publik dan swasta yang meningkat, serta ketidakpastian kebijakan global, tetapi tidak ada indikasi krisis finansial besar.
Apakah Akan Terjadi Krismon Lagi pada 2025?
Berdasarkan analisis terkini, kemungkinan terjadinya krisis moneter serupa dengan krismon 1997 pada 2025 tampak rendah. Berikut adalah alasan utama:
- Reformasi Sistem Keuangan: Setelah krisis 1997, banyak negara Asia, termasuk Indonesia, telah memperkuat sistem keuangan mereka. Cadangan devisa lebih besar, pengawasan perbankan lebih ketat, dan kebijakan moneter lebih hati-hati, mengurangi risiko seperti overborrowing yang memicu krismon 20 Years After the Asian Financial Crisis: Lessons Learned and Future Challenges.
- Stabilitas Saat Ini: Laporan dari IMF, Bank Dunia, dan ADB tidak menunjukkan tanda-tanda krisis moneter besar. Sebaliknya, mereka menyoroti pertumbuhan yang stabil, meskipun ada risiko seperti ketegangan geopolitik dan perubahan kebijakan global, seperti potensi perang dagang dari AS.
- Perbedaan Kondisi Ekonomi: Pada 1997, banyak negara Asia memiliki mata uang yang overvalued dan bergantung pada pinjaman jangka pendek dari luar negeri. Saat ini, meskipun utang publik dan swasta meningkat, struktur ekonomi tetap menjaga keseimbangan lebih baik.
Meskipun begitu, beberapa risiko potensial perlu mendapat perhatian. Perlambatan pertumbuhan China, fluktuasi harga komoditas, dan ketidakpastian kebijakan global menjadi ancaman yang harus diwaspadai. Namun, laporan seperti Global Risks Report 2025 dari World Economic Forum lebih menyoroti risiko seperti konflik bersenjata dan perubahan iklim, bukan krisis finansial regional Global Risks Report 2025. Ini menunjukkan bahwa fokus saat ini lebih pada stabilitas daripada krisis moneter besar.
Kesimpulan
Ekonomi global pada 2025 akan tumbuh antara 2,7-3,3%, sementara Asia menampilkan performa lebih kuat di kisaran 4,5-4,8%. Tidak ada tanda kuat bahwa krisis moneter seperti krismon 1997 akan muncul, karena reformasi keuangan dan kondisi ekonomi yang lebih stabil mendukung ketahanan. Meski begitu, kewaspadaan tetap harus dijaga untuk menghadapi risiko potensial, dan kebijakan bijaksana akan memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Disclaimer: Artikel ini menyajikan informasi terbaru dari sumber terpercaya. Namun, harga minyak dan kebijakan global dapat berubah sewaktu-waktu. Kami menyarankan pembaca untuk melakukan verifikasi tambahan sebelum membuat keputusan investasi atau bisnis terkait.
Daftar Membership di : Akademi Trading Oil
Follow Tiktok ATO : akademitraderoil