Pada Maret 2025, perekonomian Indonesia menghadapi tantangan signifikan yang mempengaruhi stabilitas pasar saham dan nilai tukar rupiah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam, mencapai level terendah dalam empat tahun terakhir. Pada 18 Maret 2025, IHSG anjlok hingga 7,1%, memicu penghentian sementara perdagangan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menenangkan pasar.
Penurunan IHSG ini tidak terlepas dari melemahnya nilai tukar rupiah, yang mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir. Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menstabilkan mata uang nasional. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menekankan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat dan rupiah seharusnya mencerminkan hal tersebut.
Faktor domestik turut berperan dalam gejolak pasar. Kebijakan belanja pemerintah, termasuk program makan gratis senilai $28 miliar, menimbulkan kekhawatiran terhadap kesehatan fiskal negara. Selain itu, spekulasi mengenai kemungkinan pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambah ketidakpastian bagi investor.
Untuk mengatasi situasi ini, pemerintah dan otoritas terkait perlu mengambil langkah-langkah strategis. Pertama, menjaga komunikasi yang transparan mengenai kebijakan fiskal dan moneter untuk memulihkan kepercayaan investor. Kedua, meninjau kembali program-program belanja besar agar sesuai dengan kapasitas anggaran dan tidak membebani fiskal. Ketiga, memastikan stabilitas politik dan keberlanjutan kebijakan ekonomi dengan menjaga soliditas tim ekonomi pemerintah.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan stabilitas pasar saham dan nilai tukar rupiah dapat kembali terjaga, serta perekonomian Indonesia dapat tumbuh sesuai target yang diharapkan.
Disclaimer: Informasi dalam artikel ini disajikan untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional lainnya.
Daftar Membership di : Akademi Trading Oil
Follow Tiktok ATO : akademitraderoil