Pada awal 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif besar-besaran: 25% untuk barang dari Meksiko dan Kanada, plus tambahan 10% untuk barang dari China. Tujuannya? Menghentikan imigran ilegal dan perdagangan narkoba, seperti fentanyl. Namun, langkah ini memicu respons keras dari ketiga negara tersebut dan mengguncang pasar minyak dunia.
Bagaimana Negara Lain Bereaksi?
Negara-negara yang kena tarif tak tinggal diam:
- China: Balas dengan tarif 34% untuk barang AS dan batasi ekspor mineral langka yang penting untuk teknologi.
- Kanada: Terapkan tarif 25% untuk barang AS senilai C$30 miliar, termasuk bir dan jus jeruk.
- Meksiko: Kecam AS dan siapkan langkah balasan serupa.
Reaksi ini membuat perdagangan global tegang, dan harga minyak pun ikut terjun bebas.
Apa Dampaknya pada Minyak?
Harga minyak anjlok setelah pengumuman tarif. Pada 4 April 2025, minyak Brent turun ke $64,62 per barel dan WTI ke $61,05—penurunan terbesar dalam dua tahun. Kenapa? Tarif bikin ekonomi dunia melambat, dan permintaan minyak pun menyusut. Ditambah lagi, OPEC+ akan tambah produksi 411.000 barel per hari di Mei, makin tekan harga.
Apa yang Dilakukan Pedagang Minyak?
Pedagang minyak mulai panik:
- Banyak yang pasang taruhan “bearish,” artinya mereka yakin harga akan terus turun. Contohnya, ETF minyak XOP jatuh 5% sebelum pasar buka.
- Kanada mulai cari pembeli baru di Asia dan Eropa, kurangi ketergantungan pada AS.
Ini artinya pasar minyak jadi lebih liar dan sulit diprediksi.
Risiko Besar di Depan Mata
Banyak yang khawatir perang dagang ini bisa bikin ekonomi dunia ambruk:
- Pasar Saham: S&P 500 rugi $5 triliun dalam dua hari.
- Resesi: JPMorgan bilang peluang resesi global naik dari 40% jadi 60%.
- Harga Barang: Barang seperti baju dan sepatu di AS bisa lebih mahal karena impor terganggu.
Pemimpin dunia seperti Keir Starmer (Inggris) dan Emmanuel Macron (Prancis) peringatkan dampak buruknya. Pengusaha Mark Cuban bahkan bilang ini bisa lebih parah dari krisis 2008.
Apa Artinya Buat Kita?
Tarif Trump mungkin bikin produksi minyak AS naik lelet karena kebijakan “drill, baby, drill.” Tapi sekarang, pasar lebih fokus pada permintaan yang jatuh dan harga murah. Pedagang harus pintar: mungkin pakai kontrak pendek atau lindung nilai biar aman dari gejolak.
Tabel Ringkasan Dampak
Berikut adalah ringkasan dampak utama berdasarkan data terkini:
Aspek | Detail |
---|---|
Pemicu Peristiwa | Trump mengumumkan tarif 25% pada Meksiko/Kanada, tambahan 10% pada China. |
Dampak Harga Minyak | Brent turun $5,72 (8,2%) menjadi $64,62; WTI turun $5,90 (8,8%) menjadi $61,05. |
Kerugian Mingguan | Keduanya menuju kerugian mingguan terbesar dalam lebih dari dua tahun. |
Opini Ahli | Ole Hansen (Saxo Bank): Perang dagang global akan merugikan permintaan minyak. |
Faktor Tambahan | OPEC+ menambah produksi 411.000 bpd pada Mei, menekan harga lebih lanjut. |
Reaksi Pedagang | Taruhan bearish, diversifikasi ekspor (misalnya, Kanada ke Asia/Eropa). |
Kesimpulan
Kebijakan tarif Trump pada awal 2025 tampaknya memiliki dampak signifikan pada perdagangan minyak, dengan penurunan harga, peningkatan volatilitas, dan penyesuaian strategi pedagang. Hubungannya dengan keuangan global terlihat dari potensi resesi dan penurunan permintaan, sementara dinamika geopolitik seperti diversifikasi rantai pasok menambah kompleksitas. Sebagai tanggal 6 April 2025, harga minyak tetap rendah, dan pedagang harus tetap waspada terhadap perkembangan lebih lanjut.
Daftar Membership di : Akademi Trading Oil
Follow Tiktok ATO : akademitraderoil